ANALISIS PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI MV. JHONI XLIX

  • Ryan Dika Pratama Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
  • Bruce Rumangkang Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
  • Sunarlia Limbong Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar

Abstrak

Penelitian ini mengangkat permasalahan rendahnya kesiapsiagaan awak kapal dalam menghadapi insiden kebakaran di kapal MV JHONI XLIX, yang mencerminkan kasus-kasus serupa seperti kebakaran di KM Lintas Bahari‑8 (28 Mei 2018), kebakaran kamar mesin Mentari Selaras (8 Juni 2019), serta kebakaran di kamar pandu kapal Tanto Ceria (25 November 2019). Permasalahan utama terletak pada kurangnya pelatihan kebakaran secara rutin, lemahnya penguasaan prosedur keadaan darurat, serta rendahnya budaya keselamatan di atas kapal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab kegagalan penanggulangan kebakaran dan merumuskan langkah-langkah strategis guna meningkatkan kesiapan kru kapal. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif melalui observasi langsung, wawancara semi-terstruktur dengan nahkoda dan perwira jaga, serta studi dokumentasi yang dilakukan selama 12 bulan masa pelayaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan fire drill di kapal belum sesuai dengan standar SOLAS Chapter III Regulation 19, di mana latihan seharusnya dilakukan minimal sebulan sekali. Selain itu, ditemukan ketidaksesuaian antara pelaksanaan dengan drill matrix, kurangnya keseriusan kru dalam mengikuti latihan, lemahnya koordinasi tim, minimnya pengecekan alat pemadam kebakaran, serta tidak adanya evaluasi menyeluruh pasca drill. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pelaksanaan fire drill rutin dengan skenario yang realistis di area berisiko tinggi seperti ruang mesin dan akomodasi, peningkatan kedisiplinan dan kesadaran kru terhadap prosedur keselamatan, penguatan koordinasi antar tim, serta evaluasi pasca drill sebagai bagian dari budaya keselamatan. Implikasi temuan ini penting bagi pemangku kebijakan pelayaran nasional dalam memperkuat manajemen risiko dan keselamatan operasional kapal, khususnya dalam mencegah dan menghadapi kebakaran di laut.

Referensi

[1] Asvinia Ananta Zulatuva, Achmad Syafiuddin, & Bakhtiar, B. (2023).Re-Mapping dan Evaluasi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di PT. X Mojoagung. SEHATMAS.
[2] Fatur, M. F. (2024) Analisis Manajemen Penanganan Tindakan Kebakaran di MT. Sanga-Sanga. Makassar : Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
[3] Kelvin, Yuliana, P. E., & Rahayu, S. (2015). Pemetaan Lokasi Kebakaran Berdasarkan Prinsip Segitiga Api Pada Industri Textile.
[4] Mubarak, H., Ningrum, P., Toyeb, M., Setiawan, D., Lestari, S. S., & Putri, R. N. (2023). Sosialisasi Cara Penggunaan Apar (Alat Pemadam Api Ringan) Sebagai Bagian Dari Edukasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).
[5] Pratama, A. (2017). PERANCANGAN SARANA PENYELAMAT DIRI DAN KEBUTUHAN APAR PADA DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II BALIKPAPAN.
[6] Rahmah, S., & Ikhsan, I. (2022). Manajemen Bencana Dalam Penanganan Pasca Bencana BPBD Kabupaten Aceh Barat.
[7] Susilo, T. H. (2020). STUDI PRODUK PERALATAN PENUNJANG PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN (STUDI KASUS: ALAT PEMADAM API RINGAN).
[8] Sutantyo, E., & Susanti, S. (2022). Peranan Alat Deteksi Kebakaran Dalam Menunjang Keselamatan di Kapal MT. Mabrouk.
[9] Zahari, N. F., Alimin, A. F., Sudirman, M. D., & Mydin, M. A. O. (2014). A Study on Problems Arises in Practicing Fire Drill in High Rise Building in Kuala Lumpur.
Diterbitkan
2025-10-07
Bagian
Articles