PENERAPAN PROSEDUR KESELAMATAN DALAM KEGIATAN BONGKAR MUAT SEMEN CURAH PADA KM. TONASA LINES XXV
Abstrak
Aktivitas bongkar muat di atas kapal merupakan salah satu pekerjaan berisiko tinggi yang membutuhkan penerapan prosedur keselamatan kerja secara ketat dan konsisten. Namun, pada praktiknya masih sering terjadi pelanggaran terhadap prosedur keselamatan, seperti penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak sesuai, serta lemahnya koordinasi antar kru dalam pelaksanaan tugas. Faktor-faktor seperti tekanan waktu, kurangnya pelatihan, dan minimnya pengawasan menjadi penyebab utama dari rendahnya kepatuhan terhadap standar keselamatan kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan prosedur keselamatan kerja pada kegiatan bongkar muat semen curah di kapal KM. Tonasa Lines XXV. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan pendekatan observasi langsung dan wawancara mendalam terhadap seluruh kru kapal yang terlibat dalam kegiatan bongkar muat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan keselamatan kerja masih belum optimal. Tiga permasalahan utama yang ditemukan adalah: (1) penggunaan APD yang tidak sesuai dengan standar, (2) keterbatasan fasilitas keselamatan baik dari sisi jumlah maupun kualitas, dan (3) rendahnya pemahaman kru terhadap prosedur keselamatan kerja. Ketidakkonsistenan dalam pelaksanaan protokol keselamatan ini meningkatkan risiko kecelakaan kerja di atas kapal.
Oleh karena itu, diperlukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan kerja yang berlaku di kapal, termasuk peningkatan pelatihan bagi kru, penyediaan fasilitas keselamatan yang memadai, serta penguatan sistem pengawasan untuk menumbuhkan budaya keselamatan yang lebih baik di lingkungan kerja maritim.
Referensi
[2] Akbar, R. (2020). Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.Kantor Cabang Polewali. . Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
[3] Dicky Taruna Pratama, D. T. P. (2024). Analisis Penerapan Prosedur Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Bongkar Muat Batubara Di MV. Peony Laut (Doctoral Dissertation, Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar).
[4] International Maritime Organization. (2001). SOLAS: Consolidated Edition, 2001: Consolidated Text of the International Convention for the Safety of Life at Sea, 1974, and Its Protocol of 1988: Articles, Annex and Certificate: Incorporating All Amendments in Effect from 1 January 2001.
[5] Irwan, I., Saharuddin, S., Syahril, Muh. A. F., & Suprapto, S. (2023). Perlindungan Hukum Terhadap Pemenuhan Hak Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jurnal Litigasi Amsir, 10(4), 364 371.https://journalstih.amsir.ac.id/index.php/julia/article/view/262
[6] Masode, D. S. (2022). Optimalisasi Penerapan Keselamatan Kerja Pada Mv. Eas. [Skripsi]. Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar.
[7] Nurhasanah, N. (Nina), Joni, A. (Asmar), & Shabrina, N. (Nur). (2015). Persepsi Crew dan Manajemen dalam Penerapan Ism Code Bagi Keselamatan Pelayaran dan Perlindungan Lingkungan Laut. Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu Unisbank 2015. https://www.neliti.com/id/publications/173640/.
[8] Sudjatmiko, F. D. C. (2007). Pokok- Pokok Pelayaran Niaga. CV. Akademika Pressindo.
[9] Umar, H. M. (2001). Hukum Maritim Dan Masalah-Masalah Pelayaran Di Indonesia. Pustaka Sinar Harapan.