Analisis Evaluasi Kevakuman dan Pengisian Freon Mesin Pendingin Bahan Makanan di MT. Green Plus

  • achri Jafar Sidick Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
  • Hasan Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
  • Syah Risal Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi langkah-langkah dalam proses vakum dan pengisian freon pada mesin pendingin makanan. Mesin pendingin berperan penting dalam menjaga kualitas dan memperpanjang masa simpan makanan, dengan empat komponen utama yaitu kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung terhadap proses kerja mesin pendingin serta identifikasi permasalahan yang terjadi di lapangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebocoran freon terjadi akibat kerusakan pada instalasi sistem pendingin dan adanya endapan pada pipa kondensor. Endapan tersebut menghambat proses pelepasan panas, sehingga freon tidak dapat bekerja secara optimal. Kebocoran freon menyebabkan gangguan pada sirkulasi gas refrigeran, yang berdampak pada terbentuknya akumulasi es pada pipa tekanan tinggi dan rendah. Kondisi paling parah terjadi pada pipa evaporator yang tertutup es sepenuhnya, mengakibatkan peningkatan suhu dalam ruang pendingin dan seringnya kompresor mati secara otomatis.

Kesimpulannya, proses vakum dan pengisian freon yang tepat sangat penting untuk menjaga efisiensi dan kinerja mesin pendingin makanan. Identifikasi serta perawatan rutin terhadap sistem pendingin dapat mencegah terjadinya gangguan serupa di masa mendatang.

Referensi

[1]. Badarus, S.H & Bactiar K., A.P. (2012). Studi eksperimental sistem pendinginan cascade menggunakan refrigeran Musicool 22 pada tahap tinggi dan R-404 pada tahap rendah dengan variasi beban pendinginan. Jurnal Teknik POMITS, Vol. 1, No. 1, 1-6.
[2]. Faozan, I. (2017). Analisis perbandingan evaporator kulkas menggunakan refrigeran R-22 dan R-134A. Jurnal Teknik, Vol. 4, No. 3, Oktober.
[3]. Handoko, J. (2008). Merawat dan memperbaiki AC mobil. Jakarta Selatan: PT. Kawan Pustaka.
[4]. Hariadi, S. (2020). Pengaruh pemeliharaan terhadap kinerja sistem pendingin pada kapal. Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim, Vol. 2, No. 1, Mei 2020.
[5]. Kiryanto & Supryanto, H. (2011). Analisis teknis dan ekonomis perencanaan sistem pendingin ruang penyimpanan ikan menggunakan sistem kompresi uap dengan refrigeran R22 (monokloro difluorometana). Vol. 8, No. 1, Februari 2011.
[6]. Kurniawan, A. (2019). Faktor penyebab kegagalan mencapai suhu pada ruang pendingin bahan makanan di kapal KM Tri Sumber Berkah di Pelabuhan UPP Kelas III Juwana. Semarang: Universitas Maritim AMNI. Teknika.
[7]. Nasrul (2018). Komponen-komponen sistem pendingin di cold storage PT. Cilacap Samudra Fishing Industry. Pangkep: Politeknik Pertanian Pangkajene dan Kepulauan, Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.
[8]. Pradana, A.S. (2015). Perencanaan mesin pengubah udara menjadi air minum dengan kapasitas 110 watt. Surabaya: Universitas Wijaya Putra, Fakultas Teknik, Program Fakultas Industri.
[9]. Prasetya, O.S.D. (2019). Analisis menurunnya kinerja evaporator pada mesin refrigerator di MV Princess. Semarang: Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Teknika.
[10]. Purkoncoro, A.E. (2020). Buku panduan praktek teknik pendingin. Malang: Institut Teknologi Nasional Malang, Fakultas Teknologi Industri.
[11]. Saski, E., Andrizal, Sugiarto, T. (2014). Perbandingan efek pendinginan dan performa air conditioning mobil menggunakan accumulator dan air conditioning mobil menggunakan receiver dryer. Jurusan Teknik Otomotif, FT UNP.
[12].Taylor, D.A. (2018). Introduction to Marine Engineering, 383. https://bok.asia/book/465724/537960.
[13].Watterson, J.M. (2018). Understanding Compressors. https://www.momentumpress.net/books/simple-guide-Understanding-Compressors
Diterbitkan
2025-09-09
Bagian
Articles