PENGARUH IDLE TIME TERHADAP PRODUKTIVITAS BONGKAR-MUAT PETIKEMAS DI TERMINAL OPERASI 3 (OCEAN GOING) PT. PELABUHAN TANJUNG PRIOK

  • Nur Ihfa Gazali Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
  • Marthen Makahaube Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
  • Abdoellah Djabier Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar
Keywords: Idle Time dan Produktivitas Bongkar-Muat Petikemas

Abstract

Idle Time (IT) adalah waktu tidak efektif atau tidak produktif atau terbuang selama Kapal berada di tambatan disebabkan pengaruh cuaca dan peralatan bongkar muat yang rusak. Indikator produktivitas/kinerja bongkar muat dibagi menjadi 2 yaitu: (1) Box Crane Per Hour (BCH) yaitu banyaknya box petikemas yang dilaksanakan oleh satu buah crane dalam waktu satu jam. (2) Box Ship Per Hour (BSH) yaitu banyaknya box petikemas yang mampu dibongkar/muat oleh pihak terminal terhadap satu buah kapal dalam waktu satu jam. Penulis melaksanakan penelitian di PT.Pelabuhan Tanjung Priok dan mengambil beberapa data primer dan sekunder.Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari PT. Pelabuhan Tanjung Priok.Sedangkan data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti melalui media perantara. Analisis data yang digunakan penulis untuk penelitian ialah: (1) Analisis koefisien korelasi merupakan alat ukur untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y, (2) Analisis koefisien penentu digunakan untuk mengukur seberapa besar deskriminasi atau pengeruh variabel X terhadap variabel Y, (3) Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengukur dan mengetahui hubungan antar variabel. Hasil analisis dan pembahasan menunjukkan ada hubungan antara Idle Time dengan
produktivitas bongkar-muat petikemas. Dengan menggunakan rumus koefisien korelasi, diperoleh nilai r sebesar 0,978, yang berarti variabel X (Idle Time) mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan variabel Y (produktivitas bongkar-muat petikemas).

References

[1]. Badudu. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung: Kompas
[2]. Fejfer, K. (2013). Port and Terminal Management. Yogyakarta: Beta Offset
[3]. Griffin, R.W, (2006). Manajemen Pelabuhan. Jakarta: Rineka Cipta
[4]. Handoko, T.H. (2012). Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta
[5]. Herjanto, E. (2007). Manajemen Operasi. Jakarta: Grasindo.
[6]. Indirastiwi, F. (2014). Pengaruh Peningkatan Produktivitas Bongkar Muat Barang Terhadap Turn Round Time (TRT) Kapal di Pelabuhan Gresik. (Disertai yang tidak dipublikasikan). Gresik: Universitas Gresik, Fakultas Manajemen Transportasi.
[7]. Karel, L.M. (2011). Manajemen Operasi. Jakarta: Rineka Cipta
[8]. Kementerian Perhubungan Repubik Indonesia (2014). Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari Kapal dan ke Kapal, Nomor 60 Tahun 2014
[9]. Koleangan, D. (2008). Sistem Peti Kemas (Container System).Jakarta: Bumi Aksara
[10]. Muchdarsyah, S. (2014). Efficiency of Operation in Container Terminals. Jakarta: Bumi Aksara
[11]. Peraturan Pemerintah. (2009). Kepelabuhanan, No. 61.
[12]. Ramadhani. (2014). Terminal Petikemas. (online). http://mdk16.wordpress .com/2014/03/11/jenis-jenis-waktutunggu-waiting-time-di- pelabuhan/#more-1122. Diaksespada tanggal 29 November 2017
[13]. Rajasyah, T. (2014). Manajemen Transportasi Laut. (online).http://teukura jasyah.blogspot.co.id/2014/04/manajemen-transportasi-laut_225 .html. Diakses pada tanggal November 2017
[14]. Ristiyanti.(2015). Fungsi Manajemen. (online). https.//ristiyantihp25.word press.com/2015/10/26/4-fungsi-utama-dalam-manajemen-poac/. Diakses pada tanggal 02 Oktober 2017
[15]. Salim, A. (2013). Manajemen Transportasi. Bandung: Rajawali Perss
[16]. Sinungan. (2014). Produktivitas Pelabuhan. Jakarta: Bumi Aksara
[17]. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Edisi 23. Bandung: Bumi Aksara
[18]. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Yogyakarta: Beta Offset
[19]. Suyono. R. P. (2007). Shipping Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada
[20]. Suyono. R. P. (2011). Shipping Pengangkutan Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada
[21]. Undang-undang Republik Indonesia. (2008). Pelayaran, No. 17.
[22]. Wibowo, H. (2010). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tunggu kapal dipelabuhan Tanjung Emas Semarang. (Disertai yang tidak dipublikasikan). Semarang: Universitas Semarang, Fakultas Manajemen Perusahaan
[23].Wikipedia. (2017). Pengertian Transportasi. (online). https://id.wikipedia. org/wiki/Transportasi. Diakses pada tanggal November 2017
[24]. Wikipedia. (2017). Manajemen. (online). https://id.wikipedia.org/wiki/ Manajemen Diakses pada tanggal Februari 2018
Published
2022-08-01
Section
Articles